Jumat, 18 Februari 2011

sertifikasi guru

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia.Oleh sebab itu, hampir semua Negara menempatkan variable pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara. Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis.Hal ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan berbagai pendekatan,baik pendekatan kelembagaan legal, formal,maupun pemberdayaan sumber daya pendidikan. Pendekatan maupun pemberdayaan sumber daya pendidikan. Pendekatan kelembagaan salah satunya melalui lahirnya Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan ( Dirjen PMPTK). Pendekatan legal formal melalui serangkaian perundang-undangan(peraturan)yang berkaitan dengan pendidikan , seperti UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasonal Pendidikan,dan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pendekatan Pemberdayaan sumber daya pendidikan dilakukan dengan melakukan kegiatan peningkatan kompetensi dan kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan secara sistematis dan berkesinambungan. Tugas dan peran guru dari hari ke hari semakin berat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Beberapa tantangan globalisasi yang harus disikapi guru dengan mengedepankan prosionalisme adalah sebagai berikut :
  1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan mendasar. Dengan kondisi ini guru harus bias menyesuaikan diri dengan responsif, arif dan bijaksana. 
  2. Krisis moral yang melanda bangsa dan Negara Indonesia
  3. Krisis social , seperti kriminalitas,kekerasan, pengangguran,dan kemiskinan yang terjadi dalam masyarakat.
  4. Krisis identitas sebagi bangsa dan Negara Indonesia
Melalui UU nomor 19 Tahun 2005 diatur hak dan kewajiban guru Yang muaranya adalah kesejahteraan dan kompetensi guru. Peraturan Pemerintah ini juga mensyaratkan adanya kompetensi,sertifikasi,dan kesejahteraan guru. Para guru harus mampu mengubah paradigm berfikir dan bertindak dalam menjalankan tugas sebagai pengajar dan pendidik. Ke depan guru tidak terjebak pada rutinitas tugas belaka ,tetapi secara terus menerus guru mampu meningkatkan kualitas mengajar dan mendidiknya sehingga upaya peningkatan mutu pendididkan dapat tercapai.Tanpa perubahan paradigma dari para guru sepertinya sulit dan hampir tidak mungkin mutu pendidikan di Indonesia dapat meningkat.Hal ini disebabkan guru berada di garda terdepan dalam peningktan mutu pendidikan. Tuntunan Profesionalisme guru harus disikapi dengan peningkatan kualifikasi dan kompetensi, apalagi sekarang ada keharusan mengikuti uji sertifikasi untuk menentukan kelayakan seorang guru. Oleh karena itu,guru jangan sampai terkena “jebakan rutinitas” di mana guru hanya disibukkan dengan kegiatan sehari-hari sehingga lupa dengan peningkatan kompetensi dan profesisionalisme.


BAB II
PEMBAHASAN

1. SERTIFIKASI

A .Pengertian
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu ,yaitu memiliki kualifikasi akademik,kompetensi,sehat jasmani dan rohani,serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak. Selain itu sertifikasi guru adalah proses memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi.
Kompetensi (competency) didefinisikan dengan berbagai cara, namun pada dasarnya kompetensi merupakan kebulatan penguasan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja, yang diharapkan bisa dicapai seseorang setelah menyelesaikan suatu program pendidikan.
Sementara itu, menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002, kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai pekerjaan tertentu.
Menurut PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosia.
Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Tidak ada satu pun bangsa di dunia ini yang maju, modern, dan sejahtera yang tidak memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu.

B.  Manfaat Dan Fungsi Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru bertujauan untuk :
  1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendiidkan nasional.
  2. Peningkatan proses dan mutu hasil-hasil pendidikan 
  3. Peningkatan profesionalisme guru
Manfaat sertifikasi guru adalah :
  1. Melindungi profesi guru dari prasktik –praktik yang tidak kompeten yang dapat merusak citra profesi guru
  2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak berkualifikasi dan tidak professional.
  3. Menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas menyiapkan calon guru dan juga berfungsi sebagai control mutu bagi pengguna layanan pendidikan.
  4. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependiddikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternalyang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Pengembangan sistem dan instrument sertifikasi dilakukan melalui :
  1. Tes /track record nilai penguasaan bdang studi
  2. Tes performance dan teknik strategi pembelajaran di jenjang yang sesuai
  3. Sesuai atau laporan project tentang penyesuaian materi dan strategi kelompok    peserta didik tertentu
  4. Essay atau career plan untuk pengembangan profesi atau portofolio indikatot aktivitas profesi
  5. Tes kepribadian atau portofolio indicator keberhasialn
  6. Survey pendapat siswa ,kepala sekoah, dan pengawas
C. Tata Cara Pelaksanaan Proses Sertifikasi
Sertifikasi guru berbentuk uji kompetensi, yang terdiri atas dua tahap , yaitu tes tulis dan kinerja yang dibarengi dengan self appraisal dan portofolio serta peer appraisal (penilaian atasan). Materi tes tulis, tes kinerja,dan self appraisal yang dipadukan dengan portofolio,didasrkan pada indicator essensial kompetensi guru sebagi agen pembelajaran. Materi tes tulis mencakup kompetensi pedagodik dan kompetensi professional,kinerja berbentuk penilaian kerja guru dalam mengelola pembelajaran yang mencakup keempat kompetensi secara terintegrasi. Self appraisal yang dipadukan dengan portofolio merupakan penilian terhadap kegiatan dan prestasi guru di sekolah ,dalam kegiatan professional atau di masyarakat, sepanjang relevan dengan tugasnya sebagi guru , Peer appraisal dalam bentuk penilaian atasan dimaksudkan untuk memperoleh penilian dari kinerja sehari-hariyang mencakup keempat kompetensi . Dengan empat bentuk penilaian tersebut, diharapkan penilaian kompetensi guru dilakukan secara komprehensif.
untuk menyusun daftar calon sertifikasi antara lain :
1. Penguasaan terhadap kompetensi
2. Prestasi yang dicapai, misalnya guru teladan
3. Daftar urut kepangkatan
4. Masa kerja
5. Usia
Menurut Jalal ( 2007:3) ada dua macam uji sertifikasi :
a. Sebagai bagian dari pendidikan profesi, bagi mereka calon pendidik
b. Berdiri sendiri untuk mereka yang saat diundangkannya UUGD sudah berstatus pendidik.
Sertifikasi guru ada dua jalur yakni sertifikasi guru prajabatan dan sertifikasi dalam jabatan. Guru prajabatan adalah S1 dan D4 lembaga Pendidikan Tenaga Kependididkan (LPTK) ataunon-LPTK yang berminat dan ingin menjadi guru di mana mereka belum mengajar pada satuan pendidik ,baik yang diselenggarakan pemerintah, Pemerintah Daerah ,maupun masyarakat.Guru dalam jabatan adalah guru PNS dan non PNS yang sudah mengajar pada pada satuan pendidik ,baik yang diselenggarakan pemerintah,pemerintah daerah,maupun masyarakat dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama. Sertifikasi guru prajabatan dilaksanakan melalui pendidikan profesi di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK),sedangkan sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi .Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan.
Prinsip sertifikasi guru didasarkan pada prinsip sebagai berikut :
  1. Dilaksanakan secara objektif, transparan,dan akuntabel
  2. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan  mutu guru dan kesejahteraan guru
  3. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
  4. Dilksanakan secara terencana dan sistematis
  5. Menghargai pengalaman kerja guru
  6. Jumlah sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.

2. MASALAH SERTIFIKASI GURU DI INDONESIA
Program sertifikasi seharusnya merupakan peluang bagi guru untuk memperbaiki kesejahteraan dan identitas profesinya, namun sayangnya pada kenyataannya banyak kendala yang masih harus diselesaikan. Keterpurukan mutu pendidikan di Indonesia juga dinyatakan oleh United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO)-Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurus bidang pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga tercermin dari daya saing di tingkat internasional. Daya saing Indonesia menurut Wordl Economic Forum, 2007-2008, berada di level 54 dari 131 negara. Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah komponen mutu guru. Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar. Dengan adanya sertifikasi, pemerintah berharap kinerja guru akan meningkat dan pada gilirannya mutu pendidikan nasional akan meningkat pula.

3.  SERTIFIKASI GURU BIOLOGI
Guru merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan, tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Berdasarkan Standar Nasional Kependidikan, guru harus memiliki empat kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional. Namun, kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru saat ini masih terbatas, sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengoptimalkan kompetensi-kompetensi tersebut. Kompetensi-kompetensi yang akan dibahas dalam makalah ini terbatas pada kompetensi-kompetensi kepribadian dan kompetensi pedagogik. Kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik.
Guru yang bermutu dan profesional menjadi tuntutan masyarakat seiring dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat mengikuti kemajuan era globalisasi. Untuk membentuk guru yang profesional sangat tergantung pada banyak hal yaitu guru itu sendiri, pemerintah, masyarakat dan orang tua. Program sertifikasi tersebut juga dapat diterapkan untuk guru-guru Biologi agar dapat memiliki standar kompetensi yang telah diterangkan di atas. Guru Biologi diharapkan mampu memahami dan menguasai materi ajar yang ada dalam kurikulum, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait dan menginternalisasikan nilai-nilai Biologi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu melalui sertifikasi guru Biologi diharapkan mampu menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuak memperdalam pengetahuan dan materi bidang studi Biologi .
Ada bebebrapa hal yang perlu untuk dikaji secara mendalam untuk menjalankan jaminan bahwa sertifikasi guru akan meningkatkan mutu pendidikan adanya keadaan dari guru bahwa :
  1. Sertifikasi merupakan sarana atau instrument untuk mencapai suatu tujuan untuk meningkatkan mutu bukan untuk mendapat tunjangan profesi melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telahkan tunjangan profesi merekamemiliki kompetensi sebagaimanan disyaratkan dalam standard kemampuan guru
  2. Adanya konsistensi dan ketegaran pemerintah tuntunan dan tunjangan juga akan muncul dari pembentukan lembaga yang berhak melaksanakan uji sertifikasi
  3. Tegas dan tegakkan hokum dalam melaksanakan sertifikasi akan muncul berbagai penyimpangan dari aturan main yang sudah ada
  4. Laksanakan UU secara konsekuen, tuntunan dan tunjangan juga akan muncul dari berbagai daerah yang secara geografis memiliki tingkat pendidikan yang relative tertinggal kalau UUGD dilaksanakan maka sebagian besar dari pendidik di aderah tidak akan lolos sertifikasi karena sertifikasi merupakan standar nasional yang harus dipatuhi ,toleransi, bias diberikan dalam pengertian waktu transisi
  5. Pemerintah pusat dan Pemda daerah menyediakan anggaran yang memadai baik untuk pelaksaanaan sertifikasi maupun untuk memberikan tunjangan profesi.

Pada dasarnya proses sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kualifikasi dan uji kompetensi Sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru,dengan terciptanya guru–guru yang professional sehingga tercipta peningkatan mutu pendidikan di Indonesia sehingga memungkinkan bahwa peserta didik yang dihasilkan dapat bersaing dalam era globalisasi.


BAB III
KESIMPULAN
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu ,yaitu memiliki kualifikasi akademik,kompetensi,sehat jasmani dan rohani,serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.
Program sertifikasi tersebut juga dapat diterapkan untuk guru-guru Biologi agar dapat memiliki standar kompetensi yang telah diterangkan di atas. Guru Biologi diharapkan mampu memahami dan menguasai materi ajar yang ada dalam kurikulum, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait dan menginternalisasikan nilai-nilai Biologi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu melalui sertifikasi guru Biologi diharapkan mampu menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuak memperdalam pengetahuan dan materi bidang studi Biologi.

Review Jurnal Computer Animation and Improved Student Comprehension of Basic Science Concepts

Review Jurnal Computer Animation and Improved Student Comprehension of Basic Science Concepts
(Animasi komputer dan Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Tentang Konsep Dasar sains)
Jack D. Thatcher, PhD

From West Virginia School of Osteopathic Medicine in Lewisburg.
Banyak mahasiswa kedokteran memiliki kesulitan belajar ilmu dasar kedokteran, baik karena mereka menemukan materi yang sulit untuk dipahami atau karena mereka menganggap ilmu dasar kedokteran memiliki keterbatasan aplikasi klinis. Munculnya pembelajaran dengan bantuan komputer (CAI) pendidik menawarkan sarana untuk mengatasi masalah ini. Komputer dapat digunakan untuk menghasilkan animasi terperinci yang menggambarkan molekul dan sel-sel berinteraksi dalam tiga dimensi. Animasi ini memiliki potensi untuk membuat ilmu dasar  lebih mudah dipahami oleh mahasiswa dalam pemahaman konsep-konsep ilmu pengetahuan yang sulit. Animasi komputer memungkinkan mahasiswa untuk menyaksikan proses biomolekuler terungkap dinamis langkah demi langkah, daripada memaksa mahasiswa hanya mengandalkan imajinasi mereka. Animasi komputer juga dapat membantu untuk mempertahankan perhatian mahasiswa dengan memberikan rangsangan presentase visual.
Di West Virginia School of Osteopathic Medicine (WVSOM) di Lewisburg, serangkaian Animasi CAI telah dikembangkan untuk mengajar biologi di tingkat molekuler dan seluler. Animasi ini terdiri dari sub selular menampilkan proses gambar bergerak, seperti pengenalan faktor pengikat sekuens transkripsi, nukleosom melingkar ke dalam solenoida, transportasi protein, difusi mosaik cair, dan elongasi streak primitif. Mahasiswa mengevaluasi mengenai animasi ini sebagian besar telah  menguntungkan, dan menunjukkan bahwa para mahasiswa menghargai presentase terkomputerisasi. Namun, belum ada bukti empiris bahwa sebenarnya Animasi di WVSOM meningkatkan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk memverifikasi bahwa animasi komputer adalah alat yang efektif untuk menghubungkan ilmu pengetahuan dasar untuk mahasiswa kedokteran, penyelidikan dilakukan dengan membandingkan keunggulan satu animasi dalam menyajikan topik replikasi asam deoksiribonukleat (DNA) dengan menyajikan topik materi yang sama dari buku teks
Penulis melakukan penyelidikan untuk membandingkan efektivitas sebuah animasi komputer dengan cara tradisional yang menggunakan materi dari buku teks . Subyek adalah 22 mahasiswa yang telah lulus masuk ke WVSOM tapi belummengikuti kelas biologi sel dan molekuler. Rancangan percobaan penelitian terdiri dari satu kali pre tes,satu kali final, satu kali post tes. Pelajaran menjelaskan proses replikasi asam deoksiribonukleat (DNA) dengan menggunakan animasi komputer (n = 12) atau sebuah bab dari buku teks (n = 10). Petunjuk pemahaman yang diukur dengan tes secara signifikan lebih tinggi untuk mata pelajaran yang menggunakan animasi komputer daripada mata pelajaran yang menggunakan buku teks
    Prosedur perlakuan yaitu setiap subjek diberi paket berisi 6 amplod dan subjek harus membuka amplod secara berurutan. Amplod 1 untuk Kel komputer :  CD ROM animasi komputer dengan topik replikasi DNA sedangkan Kel buku teks : teks dicetak dari buku biokimia dasar kedokteran ttg replikasi DNA, juga terdapat perbaikan dan rekombinasi DNA. Amplod 2 untuk Kel . Komputer dan Kel buku teks  : 20 pertanyaan post tes. Amplod 3 (timbal balik) untuk Kel . Komputer : menerima materi buku pelajaran  sedangkan Kel . Buku teks :CD ROM. Amplod 4 Kel. Komputer dan Kel buku teks  : 20 pertanyaan final. Amplod 5 Kel.komputer dan buku teks milihan media yang disukai ( teks, komputer, teks + komputer). Dan yang terakhir, amplod 6 : kumpulan amplod 1-5.
    Hasil studi ini membuktikan bahwa mahasiswa di kedua kelompok komputer dan kelompok buku teks memiliki tingkat keahlian yang setara. Tidak ada perbedaan signifikan yang berarti diantara kelompok untuk nilai pre tes (grup komputer, 51,7%; kelompok buku teks, 48,5%;). Juga tidak ada perbedaan yang signifikan yang berarti diantara kelompok dalam perkiraan penilaian keterampilan komputer (grup komputer, 3,9; kelompok buku teks, 3.6;) atau pemahaman dari topik pokok bahasan (grup komputer, 2,8; kelompok buku teks, 2,9;).
    Banyak frasa yang digunakan oleh mahasiswa untuk memuji animasi komputer terdiri dari sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif, mampu menimbulkan rasa senang selama KBM berlangsung sehingga akan menambah motivasi siswa.. Sebagai perbandingan, kebanyakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bab buku teks itu tegas negatif, termasuk membosankan, membingungkan, kering, lega ketika selesai, dan menguap refleks.
Selain itu, membaca teks setelah mempelajari dengan animasi komputer tidak meningkatkan nilai tes, hal ini menunjukkan bahwa animasi sudah cukup untuk sumber belajar dan teks itu tidak begitu penting. Setelah pelajaran , sebagian besar subjek lebih memilh animasi daripada teks. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan CAI dapat menjadi alat yang efektif untuk menghubungkan ilmu dasar mahasiswa kedokteran dengan meningkatkan pemahaman dan memunculkan ketertarikan pada pelajaran.

Kamis, 17 Februari 2011

EVOLUSI PADA BURUNG


EVOLUSI PADA BURUNG

d
i
s
u
s
u
n

oleh

                        Nama        :     Siti Khairatun Nisa
                             NPM          :     7106050253
                             Jurusan     :     Pend.Biologi VI-B ( sore )
                             B.Study     :     Evolusi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2009


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas terselesainya tugas mata kuliah “Evolusi“. Dan shalawat beriring salam kita panjatkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
            Disini kami akan membahas tentang “Evolusa Pada Burung”. Tugas ini dibuat agar dapat berguna bagi setiap pembaca, walaupun di dalam masih banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk ini saya harapkan saran dan kritik dari pembaca atau dosen agar kedepannya lebih baik.
            Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.



Medan, 15 April 2009

            Penulis






EVOLUSI PADA BURUNG

            Burung merupakan kelompok binatang berdarah panas yang tidak termasuk dalam kelompok binatang menyusui. Suhu tubuh burung biasanya 5ÂșC di atas suhu tubuh menyusui. Bulu merupakan ciri khas pada burung, sedangkan pada binatang menyusui adalah rambut. Selain itu, semua burung juga mempunyai sayap.
            Bentuk dan ukuran sayap menentukan kemampuan terbang burung dan jarak terbangnya. Burung Kasuari dari Irian Jaya dan Pulau Seram, sayapnya hampir tidak keliatan karena mengecil. Namun, ada juga hewa yang tidak termasuk kel9ompok burung, tetapi memiliki sayap, misalnya kelelawar yang termasuk jenis mamalia.
            Selain ciri-ciri di atas, pada burung ditemukan juga tanda-tanda adanya sisik pada kaki, paruh tanpa gigi, penetasan anak dari telur, dan kemampuan terbang bahkan menjelajah dunia.
            Di seluruh dunia, diperkirakan terdapat 27 bangsa yang terdiri dari 170 suku dengan lebih dari 8.000 jenis burung, namun, di Indonesia haya di temukan sekitar 80 suku dengan jenis burung sekitar 2.000 jenis. Tingkah laku, cumbu rayu yang aneh, menyebabkan burung sangat akrab dan menarik perhatian manusia. Burung pemakan biji ini mengkonsumsi biji sebanyak 10% dari berat tubuhnya.


A.   Evolusi Burung Berdasarkan Habitat.

            Cara hidup burung, seperti juga hewan-hewan lain, sebagian besar ditentukan oleh ciri-ciri habitatnya. Ada spesies yang serba bisa secara mencolok dan dapat hidup di berbagai macam habitat, sedangkan burung lain ada yang hanya dapat hidup dalam satu kombinasi situasi hidup, atau nampaknya bergantung hanya pada satu faktor esensial, seperti adanya pangan nabati tertentu. Semakin besar spesialisasi, semakin kecil saingannya dengan spesies-spesies lain, yang secara keseluruhan mempunyai tuntutan yang sama terhadap lingkungan. Dalam lingkungan seekor burung dapat saja ada spesies-spesies burung lain, tetapi setiap spesies menempati daerah ekologinya sendiri.
            Burung terdapat hampir di seluruh dunia, kecuali di padang es yang gersang di kutub dan gurun pasir yang paling kering. Bahkan lautan yang luar biasa luasnya dapat merupakan sumber makanan di luar musim mengeram. Secara kasar, habitat dapat dibagi atas yang di darat, di air tawar, dan di laut (air asin). Yang pertama dapat dibagi lagi menurut tanamannya. Ada burung yang hidup di hutan lebat, hutan kurang lebat, semak-semak dan rerumputan. Sebaliknya ada juga burung yang hidup di lapangan terbuka tanpa atau dengan sedikit tetumbuhan, atau diantara batu-batu dan bukit batu atau di tanah. Ada burung yang menangkap burung yang lebih kecil atau serangga yang terbang sebagai mangsanya.
            Pilihan burung air tawar dapat tertuju pada rawa, kubangan dangkal, danau yang dangkal yang lebih luas atau sungai air deras. Burung laut yang semuanya mengeram di pantai atau di pulau-pulau, secara kasar dapat dibagi atas burung yang dapat mencari makan dekat pantai atau lebih jauh dari pantai. Kelompok pertama di segala musim tinggal dekat daratan dan pada malam sering kepantai untuk beristirahat. Seperti pada burung camar, pecuk, dan bebek laut.
Burung Camar Batu
            Burung kelompok kedua selalu hidup di laut, kecuali kalau sedang mengeram, tetapi kecendrungannya ialah tetap tinggal dalam batas-batas daratan kontinential. Mereka sebagian besar pemakan ikan. Yang tergolong kelompok ini iqalah burung ganet dan burung alka. Burung-burung samudra terbuka adalah albatross dan burung badai (Procellariiformes) yang berkelana jauh di atas samudera-samudera dan hidup terutama dari cumi-cumi dan ganggang.

            Tidak semua habitat dibentuk oleh alam. Banyak spesies burung, diantaranya burung gereja, telah menyesuaikan diri dengan keadaan yang diciptakan manusia. Banyak burung sekarang menemukan lingkungan yang serasi di kebun-kebun di pinggiran kota dan yang lainnya lagi di lapangan rumput dan tanah pertanian yang di garap.

Lihat gambar ukuran penuh
Passer montanus malaccensis


B.   Evolusi Burung Berdasarkan Perkembangbiakan.

            Sebagian besar dari spesies burung adalah bersifat monogam, yaitu mengikat hubungan pasangan selama satu musim mengeram, atau seumur hidup. Akan tetapi ada beberapa spesies yang poligam, poliandri jarang di jumpai. Pada beberapa spesies, bermacam tugas seperti pembuatan sarang, pengeraman dan pemberian makan pada anaknya hampir atau seluruhnya dibagi rata antara yang jantan dan yang betina. Pada spesies lain, yang jantan jauh lebih malas dari pada yang betina dan terkadang hanya membantu pada fase tertentu, misalnya waktu memberi makan pada anak-anak. Pada spesies lain lagi, yang jantan sama sekali tidak membantu dalam tugas rumah tangga. Pada beberapa burung, peranan jantan dan betina terbalik, kecuali tentunya pada watu kawin dan bertelur. Dalam keadaan demikian yang betinalah merupakan pasangan yang dominant dan biasanya juga lebih besar dan warnanya lebih indah daripada yang jantan. Parasitisme pengeram, yakni telur ditaruh di sarang spesies lain, hingga burung itulah yang mengeram dan mengurus anak-anak. Terdapat pada beberapa famili. Yang paling terkenal ialah burung culik-culik (Cuculidae) dari dunia lama.
Cuco Rabilongo / Great Spotted Cuckoo by jvverde
Cuco Rabilongo / Great Spotted Cuckoo

            Banyak burung, sebagian besar diantar burung penyanyi, bersarang terpisah. Walaupun di luar musim mengeram hidup berkelompok. Yang jantan sering lalu memilih kaeasan tertentu yang dipertahankannya dengan gigih terhadap burung-burung sejenis.

            Beberapa spesies yang hidup berkelompok mengeram pun dalam lingkungan koloni yang besar dan sarangnya berdekatan sekali satu sama lain. Keuntungan koloni demikian ialah : hewan pemangsa tidak berani mencuri anak atau telur. Burung lautlah yang terutama bersarang dalam lingkup koloni.
            Sarang dapat terbuat diberbagai tempat, seperti di pohon, semak-semak, atau dalam suatu lubang di batang, celah-celah batu, atau di punggung karang batu, di tebing, di tumbuhan ilalang, atau mengapung di atas air atau  terletak terbuka di tanah. Ada juga tempat mengeram yang diciptakan manusia, di bawah genteng, dalam tembok yang lama dan rusak, di atap dan menara, di talang dan peti penggeram, dan lain-lain yang sengaja dibuat. Ada burung-burung yang terkadang atau selalu menggunakan sarang lama yang ditinggalkan oleh spesies-spesies lain. Anak burung memiliki gigi telur (suatu tonjolan seperti kapur di ujung paruh) untuk memmecahkan kulit telur. Sesudah beberapa lama gigi ini rontok. Anak burung meninggalkan sarang setelah dapat terbang. Sesudah tahap anak burung mulailah stadium burung remaja. Tetapi belum matang secara seksual. Stadium remaja ini dapat berlangsung sampai musim mengeram berikutnya, tetapi dapat berlangsung beberapa tahun.
            Umur potensial individu yang dapat dicapai berbeda-beda. Dengan jalan memasang cincin pada tungkai burung diperoleh keterangan bahwa camar perak dapat mencapai usia 30  tahun lebih. Pada burung yang hidup dalam kurungan telah tercatat usia yang lebih tinggi. Secara kasar dapat dikatakan bahwa panjang usia berhubungan dengan ukurannya, sehingga burung yang besar pada umumnya berusia lebih panjang.


  1. Evolusi Burung Berdasarkan Makanan 
            Berdasarkan tipe makanannya, burung dikelompokan kedalam tiga kelompok pemakan biji, buah, dan serangga. Di alam pembagian tersebut sesungguhnya lebih luas lagi dengan adanya burung pemakan ikan, pemakan mamalia kecil, penghisap nektar bunga dan lain-lain. Kekhususan burung terhadap makanannya ini tidah berlaku mutlak karena hanya berdasarkan pada jenis makanan utamanya.
  1. Burung Pemakan Biji
            Hampir seluruh burung pemakan biji tersebar di wilayah Indonesi. Burung seperti ini biasanya bertubuh kecil dan bergerak cukup gesit seta lincah sehingga dalam keadaan liar sukar ditangkar. Burung tersebur antara lain parkit, gelatik dan pipit. Burung pemakan biji ini mengkonsumsi biji sebanyak 10% dari berat tubuhnya.

Burung Glatik
Salah satu jenis burung pemakan biji


            Sebelum makan burung mengupas kulit biji dengan cara meremuk, memotong, atau mengirisnya dengan bantuan sisi paruh yang tajam. Ada juga burung yang langsung menelan biji tanpa perlu bersusah-payah mengupasnya.
            Ada beberapa burung yang- karena kesukaannya pada biji-bijian menjadi hama tanaman. Kakatua, nuri, bayan, dan gagak sering menjadi hama tanaman pertanian. Burung-burung itu menyukai biji dan kecambah yang muncul di permukaan tanah. Di Negara lain dilaporkan bahwa gagak telah menjadi hama karena memakan jagung yang baru ditanam oleh petani. Kejadian seperti ini tentu saja sangat merepotkan dan merugikan petani.

Burung Kakaktua
Di beberapa tempat menjadi hama pertanian

  1. Burung Pemakan Buah-buahan
            Buah masak yang berwarna mencolok dan bergantungan di pohon atau di semak sering di kenali oleh burung pemakan buah walaupun dari tempat yang jauh. Buah dan marga Solanum yang tumbuh di semak-semak sangat disukai oleh kutilang. Buah anggur sering dimakan oleh burung jalak, kutilang, dan murai. Buah beringin, palem ,papaya, pisang, durian, manggis, rambutan, pala liar, kemiri, dan mangga hutan merupakan makanan utama sebagai bangsa rangkong.
            Burung pemakan buah perlu mendapat perhatian karena mempunyai peranan yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan sehingga dapat tersebar ke tempat-tempat lain. Mereka membantu menyebarkan biji buah yang dimakannya. Setelah buah dimakan, sebagian besar bijinya tidak hancur walaupun telah melalui proses pencernaan. Biji yang masih utuh tersebut keluar bersama kotoran burung  dan dapat tumbuh jika jatuh di tempat yang sesuai. Pada burung cabai benali, biji buah yang telah dimakan akan keluar kembali bersama kotorannya setelah 25 menit di saat makan.
Jalak Hitam

  1. Burung Pemakan Serangga Dan Hewan Kecil Lain
            Burung pemakan serangga paling sering kita temukan di daerah daratan-daratan rendah dan berjumlah paling banyak diantara burung jenis lain. Mereka hampir terdapat di semua tempat, mulai dari atas permukaan tanah sampai tajuk utama pohon.
            Habitat burung pemakan serangga sesuai dengan tempat hidup serangga. Tanah, daun, dan batang pohon sering dihuni oleh kumbang, belalang, jangkrik, laba-laba, semut, dan ulat. Tempat seperti itulah yang menjadi habitatnya.
            Berdasarkan tempatnya mencari maka, burung pemakan serangga dikelompokkan menjali lima kelompok.
a.       Jenis burung berukuran sedang sampai besar dan mengonsumsi serangga pada tajuk pohon yang berisi serangga (burung pelatuk ulam), berburu (burung madi), maupun menyambar serangga  (srigunting).
b.      Jenis burung berukuran sedang sampai kecil dan mengonsumsi serangga pada tajuk pohon, misalnya gelatik batu, sikatan, prenjak, dan sikinangka.
c.       Jenis burung pemangsa serangga sambil terbang di udara, misalnya kepinis dan walet.
d.      Jenis burung yang sebagian besar hidup diatas permukaan tanah, serangga di atas tanah dimakannya dengan cara dipatuk. murai batu.
e.       Jenis burung yang aktif memangsa serangga pada malam hari, misalnya gabak.
            Secara umum burung pemakan serangga lebih banyak memangsa dari bangsa Coleoptera (bangsa kumbang), Orthoptera (bangsa balalang dan jangkrik), serta Lepidoptera (bangsa kupu-kupu dan ngengat). Bila berkeliaran diudara, serangga tersebut menjadi makanan empuk bagi burung.
            Ada beberapa burung yang selama hidupnya hanya makan serangga. Burung seperti ini kita sebut sebagai pemakan serangga sejati. Contohnya srikunting kelabu, srigunting hitam, prenjak sayap garis, kucica, gelatik batu, dan cicipadi. Burung-burung ini biasa mengkonsumsi serangga sebanyak 40% dari berat tubuhnya. Burung lainnya seperti cabai, cipo, kepodang, dan kutilang walaupun termasuk kelompok pemakan serangga tetapi masih memakan jenis makanan lain.

Burung Beo
Pandai berbicara juga menyukai buah

  1. Burung Pemakan Berbagai Makanan
            Seperti telah diuraikan di atas bahwa pembagian burung berdasarkan jenis makanannya tidak berlaku mutlak. Ada jenis burung yang dikenal sebagai pemakan serangga, tetapi masih mengkonsumsi biji dan buah-buahan, misalnya burung jalak. Burung ini selain makan kuu, caplak, nyamuk, ulat, cacing, belalang, dan serangga lain, juga makan biji dan buah-buahan.
Burung Jalak
Selain makan kutu, nyamuk, ulat, belalang juga makan buah dan biji

            Sebaliknya, burung pemakan buah juga tidak selalu makan buah-buahan. Burung kutilang yang dikenal sebagai pemakan buah juga memakan serangga. Bangsa rangkong yang makanan utamanya buah-buahan dan juga memakan laba-laba, jangkrik, luwing, belalang, kecoa, kumbang, lipan, kelelawar, ulat, cicak, katak, tikus, siput, kadai, dan anak burung yang masih kecil sebagai makanan tambahan.
            Kadang-kadang burung juga memakan batu-batuan kecil. Batu-batuan ini berguna membantu menghancukan biji atau zat kitin yang ada pada tubuh serangga atau ulat. Penghancuran biji-bijian dan zat kitin terjadi di dalam tembolok sejati. Tanpa bantuan batu-batuan, tembolok sejati akan dipaksa bekerja keras melebihi kemampuannya sehingga lama-kelamaan kondisi burung akan terganggu.
  
  1. Evolusi Burung Berdasarkan Bentuk Paruh.   
          Burung telah mempunyai kebiasaan makan memakan yang selain disukainya juga sesuai anatominya, terutama alat perncernaan. Sehubungan dengan ini, burung pemakan biji tidak akan mengonsumsi ikan sebagai makanan tanbahan. Demikian pula, burung pemakan serangga yang mempunyai paruh kecil tidak akan memakan hewan sebesar tikus.
            Perlu kita ketahui bahwa burung pemakan biji umumnya mempunyai tembolok, bagian yang membesar di bagian esophagus. Tembolok berguna sebagai penampung sementara biji yang telah ditelan burung. Organ ini tidak terdapat pada jenis burung yang tidak memakan biji. Hal ini menunjukan perbedaan anatomi yang berhubungan dengan makanannya.
            Salah satu adaptasi burung terhadap makanan utama yang secara jelas dapat kita lihat adalah bentuk paruh. Paruh memiliki berbagai fungsi, antara lain untuk mengiris, memotong, menggiling, dan mencincang makanan serta fungsi lain sebagai alat untuk membantu pada saat membuat sarang.
            Burung pemakan biji-bijian memiliki paruh pendek, kuat tebal ujung paruh sedikit bengkok, paruh bagian atas sedikit lebih panjang daripada paruh bagian bawah (ada sebagian kecil yang sama panjang), dan berbentuk kerucut. Paruh dengan bentuk seperti itu digunakan untuk mematuk, mengupas kulit biji, dan menghancurkan biji-bijian.
            Hal ini berbeda dengan paruh burung pemakan serangga yang berbentuk seperti silindris, ramping dan pendek sesuai untuk menangkap serangga. Lain lagi dengan burung pemakan ulat, cacing dan hewan lunak lain. Burung seperti ini mempunyai paruh panjang dan peka. Apabila mangsanya masih hidup, akan dibanting-banting ke tanah atau cabang pohon sampai mati dengan menggunakan paruhnya, kemudian baru ditelan.
            Burung berparuh bengkok dengan bagian bawah melengkung ke atas, misalnya kakaktua, nuri, dan bayan. Biasanya menandakan bahwa burung tersebut merupakan pemakan segala jenis makanan kecuali serangga. Makanan yang dimakannya adalah biji-bijian, buah, madu, bunga, dan pucuk tanaman
            Ada juga burung yang berparuh panjang, ramping dan lurus atau melengkung dengan ujung lancip. Paruh seperti ini telah beradaptasi sebagai penghisap naktar bunga.


                  

Keterangan :
  1. Paruh silang, makanannya biji-bijian yang di keluarkan dari biji pohon
  2. Paruh kerucut, makanannya biji-bijian
  3. Paruh melengkung kebawah, makanannya serangga
  4. Paruh setengah lingkaran, makanannya mangsa yang hidup
  5. Paruh yang melengkung ke atas, makanannya hewan air yang kecil-kecil
  6. Paruh gergaji, makanannya ikan
  7. Paruh jarum, makanannya serangga atau ikan

E.   Evolusi Burung Berdasarkan Bentuk kaki
          Semua burung memiliki dua tungkai dan dua kaki, ukuran dan strukturnya berbeda-beda pada setiap jenis burung. Burung yang sering terbanr biasanya mempunyai tungkai pendek, begitu pula dengan tungkai pemanjat. Sebaliknya sebagian burung air dan burung penari memiliki tungkai yang panjang.

Burung Flamingo atau Phoenicopterus spp.

            Burung yang mencari makan dengan merencah air, membutuhkan kaki yang panjang, oleh sebab itu bangsa “burung-burung rawa” dan burung-burung yang bermukuim di pantai, panjang-panjang belaka tungkainya. Contoh-contoh yang lain yang menarik perhatian, ialah burung bangau dan burung blekok.
                                 Burung Bangau

            Pandak kaki bangsa “burung-burung berenang”, kaki letaknya agak kedepan. Hal ini membantu mereka dalam berenang dan menyelam di bawah permukaan air. Contoh yang baik adalah burung grib. Kakinya tepat seperti yang justru perlu untuk kelangsungan hidupnya. Juga cakar burung pun telah mengalami perkembangan sesuai dengan berbagai cara hidupnya masing-masing.
Burung Grib
            Jari burung swan dan itik misalnya dihubungkan oleh sejenis daging, sehingga terbentuklah “kaki berselaput” yang bertugas sebagai dayung. Ada lagi seekor burung berenang yang mempunyai keping-keping daging pada jarinya dengan tujuan yang sama, yaitu burung kut. Burung bertengger yang mempunyai cakar yang kuat. letaknya disebelah belakang. Gunanya ialah untuk berpegang teguh pada cabang atau ranting kayu.
            Burung yang pandai “berjalan” atau berlari panjang jarinya. Letaknya di sebelah muka dan di sebelah belakang. Dan jika harus mengais untuk mencari makan, maka kukunya berubah bentuk menjadi sesuatu yang cocok sekali untuk mengkais. Misalanya ayam.
            Pada burung rajawali, burung nasar dan burung-burung buas yang lain terdapat cakar yang tajam sekali. Lagi pula bengkok dan berkait. Gunanya untuk mencekau mangsa.
            Burung belatuk misalnya masuk bangsa burung-burung memanjat. Jarinya dua menghaap ke depan dan dua menghadap ke belakang. Itulah sebabnya maka mereka mempunyai pegangan yang kuat ketika memanjat. Ada pula cakar yang paling halus. Cakar yang paling halus barangkali dimiliki oleh oleh burung jasena. Cakar ini panjang dan melambai, oleh sebab itu mudahlah bagi mereka untuk berjalan di atas tumbuh-tumbuhan yang terapung di atas air.

              

Keterangan :
  1. Kaki pengait (burung walet) bergantung pada permukaan sesuatu
  2. Kaki pemanjat (burung pelatuk) bergantung sambil mencari makanan
  3. Kaki pencengkram (burung elang) mencengkeram mangsa secepat kilat
  4. Kaki pengarung air (koak malam) berdiri di rawa-rawa
  5. Kaki perenang bercuping (jelanak) menyelam menangkap ikan
  6. Kaki perenang (itik liat) berenang di permukaan air