Kamis, 17 Februari 2011

EVOLUSI PADA BURUNG


EVOLUSI PADA BURUNG

d
i
s
u
s
u
n

oleh

                        Nama        :     Siti Khairatun Nisa
                             NPM          :     7106050253
                             Jurusan     :     Pend.Biologi VI-B ( sore )
                             B.Study     :     Evolusi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2009


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas terselesainya tugas mata kuliah “Evolusi“. Dan shalawat beriring salam kita panjatkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
            Disini kami akan membahas tentang “Evolusa Pada Burung”. Tugas ini dibuat agar dapat berguna bagi setiap pembaca, walaupun di dalam masih banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk ini saya harapkan saran dan kritik dari pembaca atau dosen agar kedepannya lebih baik.
            Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.



Medan, 15 April 2009

            Penulis






EVOLUSI PADA BURUNG

            Burung merupakan kelompok binatang berdarah panas yang tidak termasuk dalam kelompok binatang menyusui. Suhu tubuh burung biasanya 5ºC di atas suhu tubuh menyusui. Bulu merupakan ciri khas pada burung, sedangkan pada binatang menyusui adalah rambut. Selain itu, semua burung juga mempunyai sayap.
            Bentuk dan ukuran sayap menentukan kemampuan terbang burung dan jarak terbangnya. Burung Kasuari dari Irian Jaya dan Pulau Seram, sayapnya hampir tidak keliatan karena mengecil. Namun, ada juga hewa yang tidak termasuk kel9ompok burung, tetapi memiliki sayap, misalnya kelelawar yang termasuk jenis mamalia.
            Selain ciri-ciri di atas, pada burung ditemukan juga tanda-tanda adanya sisik pada kaki, paruh tanpa gigi, penetasan anak dari telur, dan kemampuan terbang bahkan menjelajah dunia.
            Di seluruh dunia, diperkirakan terdapat 27 bangsa yang terdiri dari 170 suku dengan lebih dari 8.000 jenis burung, namun, di Indonesia haya di temukan sekitar 80 suku dengan jenis burung sekitar 2.000 jenis. Tingkah laku, cumbu rayu yang aneh, menyebabkan burung sangat akrab dan menarik perhatian manusia. Burung pemakan biji ini mengkonsumsi biji sebanyak 10% dari berat tubuhnya.


A.   Evolusi Burung Berdasarkan Habitat.

            Cara hidup burung, seperti juga hewan-hewan lain, sebagian besar ditentukan oleh ciri-ciri habitatnya. Ada spesies yang serba bisa secara mencolok dan dapat hidup di berbagai macam habitat, sedangkan burung lain ada yang hanya dapat hidup dalam satu kombinasi situasi hidup, atau nampaknya bergantung hanya pada satu faktor esensial, seperti adanya pangan nabati tertentu. Semakin besar spesialisasi, semakin kecil saingannya dengan spesies-spesies lain, yang secara keseluruhan mempunyai tuntutan yang sama terhadap lingkungan. Dalam lingkungan seekor burung dapat saja ada spesies-spesies burung lain, tetapi setiap spesies menempati daerah ekologinya sendiri.
            Burung terdapat hampir di seluruh dunia, kecuali di padang es yang gersang di kutub dan gurun pasir yang paling kering. Bahkan lautan yang luar biasa luasnya dapat merupakan sumber makanan di luar musim mengeram. Secara kasar, habitat dapat dibagi atas yang di darat, di air tawar, dan di laut (air asin). Yang pertama dapat dibagi lagi menurut tanamannya. Ada burung yang hidup di hutan lebat, hutan kurang lebat, semak-semak dan rerumputan. Sebaliknya ada juga burung yang hidup di lapangan terbuka tanpa atau dengan sedikit tetumbuhan, atau diantara batu-batu dan bukit batu atau di tanah. Ada burung yang menangkap burung yang lebih kecil atau serangga yang terbang sebagai mangsanya.
            Pilihan burung air tawar dapat tertuju pada rawa, kubangan dangkal, danau yang dangkal yang lebih luas atau sungai air deras. Burung laut yang semuanya mengeram di pantai atau di pulau-pulau, secara kasar dapat dibagi atas burung yang dapat mencari makan dekat pantai atau lebih jauh dari pantai. Kelompok pertama di segala musim tinggal dekat daratan dan pada malam sering kepantai untuk beristirahat. Seperti pada burung camar, pecuk, dan bebek laut.
Burung Camar Batu
            Burung kelompok kedua selalu hidup di laut, kecuali kalau sedang mengeram, tetapi kecendrungannya ialah tetap tinggal dalam batas-batas daratan kontinential. Mereka sebagian besar pemakan ikan. Yang tergolong kelompok ini iqalah burung ganet dan burung alka. Burung-burung samudra terbuka adalah albatross dan burung badai (Procellariiformes) yang berkelana jauh di atas samudera-samudera dan hidup terutama dari cumi-cumi dan ganggang.

            Tidak semua habitat dibentuk oleh alam. Banyak spesies burung, diantaranya burung gereja, telah menyesuaikan diri dengan keadaan yang diciptakan manusia. Banyak burung sekarang menemukan lingkungan yang serasi di kebun-kebun di pinggiran kota dan yang lainnya lagi di lapangan rumput dan tanah pertanian yang di garap.

Lihat gambar ukuran penuh
Passer montanus malaccensis


B.   Evolusi Burung Berdasarkan Perkembangbiakan.

            Sebagian besar dari spesies burung adalah bersifat monogam, yaitu mengikat hubungan pasangan selama satu musim mengeram, atau seumur hidup. Akan tetapi ada beberapa spesies yang poligam, poliandri jarang di jumpai. Pada beberapa spesies, bermacam tugas seperti pembuatan sarang, pengeraman dan pemberian makan pada anaknya hampir atau seluruhnya dibagi rata antara yang jantan dan yang betina. Pada spesies lain, yang jantan jauh lebih malas dari pada yang betina dan terkadang hanya membantu pada fase tertentu, misalnya waktu memberi makan pada anak-anak. Pada spesies lain lagi, yang jantan sama sekali tidak membantu dalam tugas rumah tangga. Pada beberapa burung, peranan jantan dan betina terbalik, kecuali tentunya pada watu kawin dan bertelur. Dalam keadaan demikian yang betinalah merupakan pasangan yang dominant dan biasanya juga lebih besar dan warnanya lebih indah daripada yang jantan. Parasitisme pengeram, yakni telur ditaruh di sarang spesies lain, hingga burung itulah yang mengeram dan mengurus anak-anak. Terdapat pada beberapa famili. Yang paling terkenal ialah burung culik-culik (Cuculidae) dari dunia lama.
Cuco Rabilongo / Great Spotted Cuckoo by jvverde
Cuco Rabilongo / Great Spotted Cuckoo

            Banyak burung, sebagian besar diantar burung penyanyi, bersarang terpisah. Walaupun di luar musim mengeram hidup berkelompok. Yang jantan sering lalu memilih kaeasan tertentu yang dipertahankannya dengan gigih terhadap burung-burung sejenis.

            Beberapa spesies yang hidup berkelompok mengeram pun dalam lingkungan koloni yang besar dan sarangnya berdekatan sekali satu sama lain. Keuntungan koloni demikian ialah : hewan pemangsa tidak berani mencuri anak atau telur. Burung lautlah yang terutama bersarang dalam lingkup koloni.
            Sarang dapat terbuat diberbagai tempat, seperti di pohon, semak-semak, atau dalam suatu lubang di batang, celah-celah batu, atau di punggung karang batu, di tebing, di tumbuhan ilalang, atau mengapung di atas air atau  terletak terbuka di tanah. Ada juga tempat mengeram yang diciptakan manusia, di bawah genteng, dalam tembok yang lama dan rusak, di atap dan menara, di talang dan peti penggeram, dan lain-lain yang sengaja dibuat. Ada burung-burung yang terkadang atau selalu menggunakan sarang lama yang ditinggalkan oleh spesies-spesies lain. Anak burung memiliki gigi telur (suatu tonjolan seperti kapur di ujung paruh) untuk memmecahkan kulit telur. Sesudah beberapa lama gigi ini rontok. Anak burung meninggalkan sarang setelah dapat terbang. Sesudah tahap anak burung mulailah stadium burung remaja. Tetapi belum matang secara seksual. Stadium remaja ini dapat berlangsung sampai musim mengeram berikutnya, tetapi dapat berlangsung beberapa tahun.
            Umur potensial individu yang dapat dicapai berbeda-beda. Dengan jalan memasang cincin pada tungkai burung diperoleh keterangan bahwa camar perak dapat mencapai usia 30  tahun lebih. Pada burung yang hidup dalam kurungan telah tercatat usia yang lebih tinggi. Secara kasar dapat dikatakan bahwa panjang usia berhubungan dengan ukurannya, sehingga burung yang besar pada umumnya berusia lebih panjang.


  1. Evolusi Burung Berdasarkan Makanan 
            Berdasarkan tipe makanannya, burung dikelompokan kedalam tiga kelompok pemakan biji, buah, dan serangga. Di alam pembagian tersebut sesungguhnya lebih luas lagi dengan adanya burung pemakan ikan, pemakan mamalia kecil, penghisap nektar bunga dan lain-lain. Kekhususan burung terhadap makanannya ini tidah berlaku mutlak karena hanya berdasarkan pada jenis makanan utamanya.
  1. Burung Pemakan Biji
            Hampir seluruh burung pemakan biji tersebar di wilayah Indonesi. Burung seperti ini biasanya bertubuh kecil dan bergerak cukup gesit seta lincah sehingga dalam keadaan liar sukar ditangkar. Burung tersebur antara lain parkit, gelatik dan pipit. Burung pemakan biji ini mengkonsumsi biji sebanyak 10% dari berat tubuhnya.

Burung Glatik
Salah satu jenis burung pemakan biji


            Sebelum makan burung mengupas kulit biji dengan cara meremuk, memotong, atau mengirisnya dengan bantuan sisi paruh yang tajam. Ada juga burung yang langsung menelan biji tanpa perlu bersusah-payah mengupasnya.
            Ada beberapa burung yang- karena kesukaannya pada biji-bijian menjadi hama tanaman. Kakatua, nuri, bayan, dan gagak sering menjadi hama tanaman pertanian. Burung-burung itu menyukai biji dan kecambah yang muncul di permukaan tanah. Di Negara lain dilaporkan bahwa gagak telah menjadi hama karena memakan jagung yang baru ditanam oleh petani. Kejadian seperti ini tentu saja sangat merepotkan dan merugikan petani.

Burung Kakaktua
Di beberapa tempat menjadi hama pertanian

  1. Burung Pemakan Buah-buahan
            Buah masak yang berwarna mencolok dan bergantungan di pohon atau di semak sering di kenali oleh burung pemakan buah walaupun dari tempat yang jauh. Buah dan marga Solanum yang tumbuh di semak-semak sangat disukai oleh kutilang. Buah anggur sering dimakan oleh burung jalak, kutilang, dan murai. Buah beringin, palem ,papaya, pisang, durian, manggis, rambutan, pala liar, kemiri, dan mangga hutan merupakan makanan utama sebagai bangsa rangkong.
            Burung pemakan buah perlu mendapat perhatian karena mempunyai peranan yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan sehingga dapat tersebar ke tempat-tempat lain. Mereka membantu menyebarkan biji buah yang dimakannya. Setelah buah dimakan, sebagian besar bijinya tidak hancur walaupun telah melalui proses pencernaan. Biji yang masih utuh tersebut keluar bersama kotoran burung  dan dapat tumbuh jika jatuh di tempat yang sesuai. Pada burung cabai benali, biji buah yang telah dimakan akan keluar kembali bersama kotorannya setelah 25 menit di saat makan.
Jalak Hitam

  1. Burung Pemakan Serangga Dan Hewan Kecil Lain
            Burung pemakan serangga paling sering kita temukan di daerah daratan-daratan rendah dan berjumlah paling banyak diantara burung jenis lain. Mereka hampir terdapat di semua tempat, mulai dari atas permukaan tanah sampai tajuk utama pohon.
            Habitat burung pemakan serangga sesuai dengan tempat hidup serangga. Tanah, daun, dan batang pohon sering dihuni oleh kumbang, belalang, jangkrik, laba-laba, semut, dan ulat. Tempat seperti itulah yang menjadi habitatnya.
            Berdasarkan tempatnya mencari maka, burung pemakan serangga dikelompokkan menjali lima kelompok.
a.       Jenis burung berukuran sedang sampai besar dan mengonsumsi serangga pada tajuk pohon yang berisi serangga (burung pelatuk ulam), berburu (burung madi), maupun menyambar serangga  (srigunting).
b.      Jenis burung berukuran sedang sampai kecil dan mengonsumsi serangga pada tajuk pohon, misalnya gelatik batu, sikatan, prenjak, dan sikinangka.
c.       Jenis burung pemangsa serangga sambil terbang di udara, misalnya kepinis dan walet.
d.      Jenis burung yang sebagian besar hidup diatas permukaan tanah, serangga di atas tanah dimakannya dengan cara dipatuk. murai batu.
e.       Jenis burung yang aktif memangsa serangga pada malam hari, misalnya gabak.
            Secara umum burung pemakan serangga lebih banyak memangsa dari bangsa Coleoptera (bangsa kumbang), Orthoptera (bangsa balalang dan jangkrik), serta Lepidoptera (bangsa kupu-kupu dan ngengat). Bila berkeliaran diudara, serangga tersebut menjadi makanan empuk bagi burung.
            Ada beberapa burung yang selama hidupnya hanya makan serangga. Burung seperti ini kita sebut sebagai pemakan serangga sejati. Contohnya srikunting kelabu, srigunting hitam, prenjak sayap garis, kucica, gelatik batu, dan cicipadi. Burung-burung ini biasa mengkonsumsi serangga sebanyak 40% dari berat tubuhnya. Burung lainnya seperti cabai, cipo, kepodang, dan kutilang walaupun termasuk kelompok pemakan serangga tetapi masih memakan jenis makanan lain.

Burung Beo
Pandai berbicara juga menyukai buah

  1. Burung Pemakan Berbagai Makanan
            Seperti telah diuraikan di atas bahwa pembagian burung berdasarkan jenis makanannya tidak berlaku mutlak. Ada jenis burung yang dikenal sebagai pemakan serangga, tetapi masih mengkonsumsi biji dan buah-buahan, misalnya burung jalak. Burung ini selain makan kuu, caplak, nyamuk, ulat, cacing, belalang, dan serangga lain, juga makan biji dan buah-buahan.
Burung Jalak
Selain makan kutu, nyamuk, ulat, belalang juga makan buah dan biji

            Sebaliknya, burung pemakan buah juga tidak selalu makan buah-buahan. Burung kutilang yang dikenal sebagai pemakan buah juga memakan serangga. Bangsa rangkong yang makanan utamanya buah-buahan dan juga memakan laba-laba, jangkrik, luwing, belalang, kecoa, kumbang, lipan, kelelawar, ulat, cicak, katak, tikus, siput, kadai, dan anak burung yang masih kecil sebagai makanan tambahan.
            Kadang-kadang burung juga memakan batu-batuan kecil. Batu-batuan ini berguna membantu menghancukan biji atau zat kitin yang ada pada tubuh serangga atau ulat. Penghancuran biji-bijian dan zat kitin terjadi di dalam tembolok sejati. Tanpa bantuan batu-batuan, tembolok sejati akan dipaksa bekerja keras melebihi kemampuannya sehingga lama-kelamaan kondisi burung akan terganggu.
  
  1. Evolusi Burung Berdasarkan Bentuk Paruh.   
          Burung telah mempunyai kebiasaan makan memakan yang selain disukainya juga sesuai anatominya, terutama alat perncernaan. Sehubungan dengan ini, burung pemakan biji tidak akan mengonsumsi ikan sebagai makanan tanbahan. Demikian pula, burung pemakan serangga yang mempunyai paruh kecil tidak akan memakan hewan sebesar tikus.
            Perlu kita ketahui bahwa burung pemakan biji umumnya mempunyai tembolok, bagian yang membesar di bagian esophagus. Tembolok berguna sebagai penampung sementara biji yang telah ditelan burung. Organ ini tidak terdapat pada jenis burung yang tidak memakan biji. Hal ini menunjukan perbedaan anatomi yang berhubungan dengan makanannya.
            Salah satu adaptasi burung terhadap makanan utama yang secara jelas dapat kita lihat adalah bentuk paruh. Paruh memiliki berbagai fungsi, antara lain untuk mengiris, memotong, menggiling, dan mencincang makanan serta fungsi lain sebagai alat untuk membantu pada saat membuat sarang.
            Burung pemakan biji-bijian memiliki paruh pendek, kuat tebal ujung paruh sedikit bengkok, paruh bagian atas sedikit lebih panjang daripada paruh bagian bawah (ada sebagian kecil yang sama panjang), dan berbentuk kerucut. Paruh dengan bentuk seperti itu digunakan untuk mematuk, mengupas kulit biji, dan menghancurkan biji-bijian.
            Hal ini berbeda dengan paruh burung pemakan serangga yang berbentuk seperti silindris, ramping dan pendek sesuai untuk menangkap serangga. Lain lagi dengan burung pemakan ulat, cacing dan hewan lunak lain. Burung seperti ini mempunyai paruh panjang dan peka. Apabila mangsanya masih hidup, akan dibanting-banting ke tanah atau cabang pohon sampai mati dengan menggunakan paruhnya, kemudian baru ditelan.
            Burung berparuh bengkok dengan bagian bawah melengkung ke atas, misalnya kakaktua, nuri, dan bayan. Biasanya menandakan bahwa burung tersebut merupakan pemakan segala jenis makanan kecuali serangga. Makanan yang dimakannya adalah biji-bijian, buah, madu, bunga, dan pucuk tanaman
            Ada juga burung yang berparuh panjang, ramping dan lurus atau melengkung dengan ujung lancip. Paruh seperti ini telah beradaptasi sebagai penghisap naktar bunga.


                  

Keterangan :
  1. Paruh silang, makanannya biji-bijian yang di keluarkan dari biji pohon
  2. Paruh kerucut, makanannya biji-bijian
  3. Paruh melengkung kebawah, makanannya serangga
  4. Paruh setengah lingkaran, makanannya mangsa yang hidup
  5. Paruh yang melengkung ke atas, makanannya hewan air yang kecil-kecil
  6. Paruh gergaji, makanannya ikan
  7. Paruh jarum, makanannya serangga atau ikan

E.   Evolusi Burung Berdasarkan Bentuk kaki
          Semua burung memiliki dua tungkai dan dua kaki, ukuran dan strukturnya berbeda-beda pada setiap jenis burung. Burung yang sering terbanr biasanya mempunyai tungkai pendek, begitu pula dengan tungkai pemanjat. Sebaliknya sebagian burung air dan burung penari memiliki tungkai yang panjang.

Burung Flamingo atau Phoenicopterus spp.

            Burung yang mencari makan dengan merencah air, membutuhkan kaki yang panjang, oleh sebab itu bangsa “burung-burung rawa” dan burung-burung yang bermukuim di pantai, panjang-panjang belaka tungkainya. Contoh-contoh yang lain yang menarik perhatian, ialah burung bangau dan burung blekok.
                                 Burung Bangau

            Pandak kaki bangsa “burung-burung berenang”, kaki letaknya agak kedepan. Hal ini membantu mereka dalam berenang dan menyelam di bawah permukaan air. Contoh yang baik adalah burung grib. Kakinya tepat seperti yang justru perlu untuk kelangsungan hidupnya. Juga cakar burung pun telah mengalami perkembangan sesuai dengan berbagai cara hidupnya masing-masing.
Burung Grib
            Jari burung swan dan itik misalnya dihubungkan oleh sejenis daging, sehingga terbentuklah “kaki berselaput” yang bertugas sebagai dayung. Ada lagi seekor burung berenang yang mempunyai keping-keping daging pada jarinya dengan tujuan yang sama, yaitu burung kut. Burung bertengger yang mempunyai cakar yang kuat. letaknya disebelah belakang. Gunanya ialah untuk berpegang teguh pada cabang atau ranting kayu.
            Burung yang pandai “berjalan” atau berlari panjang jarinya. Letaknya di sebelah muka dan di sebelah belakang. Dan jika harus mengais untuk mencari makan, maka kukunya berubah bentuk menjadi sesuatu yang cocok sekali untuk mengkais. Misalanya ayam.
            Pada burung rajawali, burung nasar dan burung-burung buas yang lain terdapat cakar yang tajam sekali. Lagi pula bengkok dan berkait. Gunanya untuk mencekau mangsa.
            Burung belatuk misalnya masuk bangsa burung-burung memanjat. Jarinya dua menghaap ke depan dan dua menghadap ke belakang. Itulah sebabnya maka mereka mempunyai pegangan yang kuat ketika memanjat. Ada pula cakar yang paling halus. Cakar yang paling halus barangkali dimiliki oleh oleh burung jasena. Cakar ini panjang dan melambai, oleh sebab itu mudahlah bagi mereka untuk berjalan di atas tumbuh-tumbuhan yang terapung di atas air.

              

Keterangan :
  1. Kaki pengait (burung walet) bergantung pada permukaan sesuatu
  2. Kaki pemanjat (burung pelatuk) bergantung sambil mencari makanan
  3. Kaki pencengkram (burung elang) mencengkeram mangsa secepat kilat
  4. Kaki pengarung air (koak malam) berdiri di rawa-rawa
  5. Kaki perenang bercuping (jelanak) menyelam menangkap ikan
  6. Kaki perenang (itik liat) berenang di permukaan air

Tidak ada komentar:

Posting Komentar