PENGAMATAN ANTI PREDATOR PADA
Passer Montanus
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Nama : Siti Khairatun Nisa
NPM : 7106050253
Jurusan : Pend.Biologi II-B ( sore )
B.Study : Ekologi Hewan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
I.JUDUL : PENGAMATAN ANTI PREDATOR PADA Passer montanus
II. TUJUAN : Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kewaspadaan dari burung gereja (Passer montanus) terhadap predator (dalam hal ini praktikan).
III.Tinjauan Teoritis :
Interaksi adalah suatu hubungan antara satu species dengan species yang lain. Salah satu jenis interaksi adalah predasi, yaitu suatu hubungan makan dan dimakan antara satu organisme dengan organisme lain. Subjek dari predasi adalah predator (pemangsa) dan prey (mangsa). Predator memiliki suatu perilaku khusus dalam menjalankan interaksi tersebut misalnya, pada elang akan terbang rendah saat akan mulai menerkam mangsa, pada harimau yang akan mengendap-ngendap di semak.
Begitu pula prey memiliki kelakuan untuk mempertahankan diri terhadap pemangsa dengan meningkatkan kewaspadaannya, misalnya pada burung yang akan memberi peringatan dengan mengeluarkan suara, atau dengan menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri. Perilaku tersebut dalam ekologi dinamakan anti-predator, yaitu suatu bentuk kewaspadaan dari prey terhadap gangguan yang ditimbulkan dari luar (predator).
Prey menjadi waspada terhadap serangan predator dengan menggunakan sistem peringatan terhadap adanya predator. Respon prey terhadap sinyal yang diberikan oleh predator membuat prey bereaksi fleksibel terhadap beberapa tingkatan resiko predasi. Respon terhadap resiko predasi yang dilakukan oleh prey seperti menghindari predator dan tingkah laku melarikan diri merupakan hasil keputusan yang diambil prey, kedua hal ini telah dibuktikan melalui pengamatan yang dilakukan oleh para ahli ekologi.Keputusan yang diambil prey berdasarkan kepada
- Kemampuan prey untuk menilai keberadaan predator,
- Kemampuan prey untuk membedakan antara predator dan atau tingkatan resiko yang akan diberikan oleh predator,
- Satu atau lebih kebiasaan bertahan prey untuk memilih hubungan yang efektif dengan predator tertentu, dan
- Keberadaan hubungan timbal balik antara predator dan prey menjadi sangat penting untuk membuat suatu keputusan bagi prey.
Salah satu bentuk kewaspadaan terhadap gangguan (anti-predator) dapat dilihat pada burung gereja (Passer montanus). Burung gereja diambil sebagai objek pengamatan karena mudah ditemui di kota-kota dan desa-desa. Burung ini hidup secara berkelompok di sekitar rumah, gedung, dan berbagai macam habitat.
Teknik yang dipergunakan oleh prey untuk lari dari predator tergantung dari jenis perilaku predator yang ada. Dalam hal ini, para ahli ekologi mengidentifikasi empat metode mengenai larinya prey yaitu, 1) Lari berdasarkan jumlah atau waktu, 2) Lari berdasarkan ruang, 3) Lari berdasarkan ukuran, 4) dan Lari berdasarkan mekanisme pertahanan yang lain.
IV. Alat dan Bahan :- Burung gereja (Passeer montanus)
- Stopwatch
- Patokan besi dan kayu
- Alat tulis
V. Prosedur Percobaan :
- Teknik pegumpulan data yang dilakukan adalah menjelajahi daerah pengamatan hingga ditemukan individu dan kelompok burung gereja.
- Kemudian satu individu tersebut diikuti dan diamati selama 2 jam.
- Maka diperoleh data frekuensi burung menengok kanan-kiri dan mematuk, data jarak minimal burung gereja terhadap pengamat.
- Hitunglah jarak antara burung gereja dengan predator
- Lakukan hingga 10 kali pengamatan
- Karena data yang diperoleh merupakan hasil pengamatan dari 10 kelompok maka data dirata-ratakan dengan rumus :
Rata-rata Jarak minimal = S jarak minimal
S Pengamatan
VI. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
2. Pembahasan
Dalam praktikum anti predator, praktikan mengamati tingkah laku burung serta reaksi yang dilakukan ketika mereka merasa terancam. Perilaku tersebut dalam ekologi dinamakan anti-predator, yaitu suatu bentuk kewaspadaan dari prey terhadap gangguan yang ditimbulkan dari luar (predator).
Reaksi anti predator yang dapat diamati pada beberapa perilaku burung gereja ( Passer montanus ) diantaranya ketika burung menengok ke kanan dan ke kiri serta pergi menjauh ketika praktikan mendekati pada jarak tertentu. Sedangkan perilaku mematuk-matuk pada burung merupakan suatu tanda bahwa sikap kewaspadaan burung tersebut sedang rendah.
Ketiga perilaku tersebut dapat dijadikan indikator dalam mengamati tingkat kewaspadaan pada burung dalam menghadapi pemangsanya. Pengamatan dilakukan terhadap burung gereja (Passer montanus) yang terdapat di sekitar wilayah kampus Unpad Jatinangor. Burung ini dijadikan sebagai objek pengamatan anti predator dikarenakan mudah ditemukan berkelompok dan sudah beradaptasi dengan lingkungan dan keberadaan manusia sehingga praktikan dapat mengamati perilaku burung tersebut dengan jelas dalam jarak tertentu karena tingkat kewaspadaanya kurang.
Dari data yang diperoleh, didapat hasil bahwa frekuensi rata-rata burung secara individu melakukan tengokkan ke kanan dan ke kiri sebanyak 572,8 kali dalam 30 menit. Sedangkan frekuensi burung melakukan tengokkan ke kanan dan kekiri ketika mereka berada dalam kelompoknya sebanyak 322,3 kali dalam 30 menit pengamatan.
Perilaku burung menengok ke kanan dan ke kiri merupakan salah satu bentuk perilaku kewaspadaan dan antisipasi mereka terhadap gangguan serta keberadaan predator yang akan mengancam dirinya. Semakin sering burung menengok ke kanan dan ke kiri, semakin tinggi tingkat kewaspadaannya. Jika dilihat dari data pengamatan maka dapat terlihat bahwa frekuensi tengokkan burung ketika mereka berada sendiri (individu) lebih besar dibandingkan dengan frekuensi tengokkan yang mereka lakukan ketika mereka berada dalam kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mereka berada sebagai individu mereka memiliki tingkat kewaspadaan lebih tinggi dibandingkan ketika mereka berada dalam kelompoknya. Salah satu tekhnik prey untuk menghindari predator adalah dengan cara hidup di dalam kelompok sehingga akan mengurangi peluang bahwa suatu individu akan termangsa. Cara ini dikenal dengan prinsip ‘you first’.
Sebaliknya perilaku mematuk-matuk merupakan perilaku yang menunjukkan bahwa burung tersebut sedang tidak waspada. Dapat dikatakan bahwa tingkat anti predator atau kewaspadaan burung tersebut pada saat itu rendah. Dari data pengamatan diperoleh bahwa frekuensi rata-rata mematuk-matuk pada individu sebesar 557,1 kali dalam 30 menit, sedangkan frekuensi rata-rata mematuk-matuk ketika burung berada dalam kelompoknya adalah sebesar 339,1 kali dalam 30 meni
Hasil ini kurang sesuai dengan teori yang ada. Seharusnya frekuensi rata-rata burung mematuk-matuk dalam kelompok lebih besar dibandingkan dengan ketika burung sedang sendiri. Sebab ketika dia berada di dalam kelompoknya, burung akan merasa lebih aman, sesuai dengan prinsip ‘you first’. Dalam keadaan berkelompok burung lebih banyak mematuk karena lebih merasa terlindungi terutama yang berarda di lokasi sentral daripada yang di ujung / perifer.
Selain itu, ketika keberadaan burung hanya berupa individu tunggal, maka sebagian besar waktunya dipergunakan untuk memperhatikan keadaan lingkungan sekitar sebab dia hanya memiliki pertahanan tunggal (individu) sehingga dia dapat mewaspadai setiap gerakan predator yang akan menyerangnya.
Satu lagi perilaku anti predator pada burung adalah adanya ketika burung akan terbang menjauh apabila predator (dalam hal ini manusia) memasuki jarak yang menurut mereka membahayakan. Menurut teori yang ada, taktik ini merupakan taktik dasar yang umum digunakan oleh prey untuk menghindari predator.
Dari data pengamatan diperoleh bahwa rata-rata jarak minimum individu Passer montanus adalah 5,85 meter, sedangkan rata-rata jarak minimum dari kelompok Passer montanus adalah 4,75 meter.
Rata-rata jarak minimum individu lebih besar dibandingkan dengan jarak minimum ketika burung berada di dalam kelompoknya. Hal ini dikarenakan ketika berada di dalam kelompok, individu akan merasa lebih aman sebab memiliki pertahanan kelompok. Dalam hidup berkelompok, hewan dapat meningkatkan upaya untuk menghindari predator dengan membuat pertahanan kelompok yang lebih efektif dibandingkan dengan pertahanan individu tunggal.
- Anti predator merupakan bentuk perilaku dari hewan untuk melindungi dirinya dari predator.
- Perilaku anti predator yang menunjukkan tinggi randahnya tingkat kewaspadaan burung dapat terlihat dari frekuensi rata-rata tengokkan, frekuensi rata-rata mematuk-matuk dan rata-rata jarak minimum predator ke prey.
- Frekuensi rata-rata tengokkan individu Passer montanus sebesar 572,8 kali dalam 30 menit, sedangkan frekuensi burung melakukan tengokkan ketika berada dalam kelompok sebanyak 322,3 kali dalam 30 menit pengamatan.
- Frekuensi rata-rata patukan individu Passer montanus sebesar 557,1 kali dalam 30 menit, sedangkan frekuensi rata-rata patukan ketika burung berada dalam kelompoknya sebesar 339,1 kali dalam 30 menit.
- Rata-rata jarak minimum dari individu Passer montanus sebesar 5,85 meter, sedangkan rata-rata jarak minimum dari kelompok Passer montanus adalah 4,75 meter.
- Hewan akan merasa lebih aman berada di dalam kelompok (tingkat kewaspadaannya rendah) jika dibandingkan ketika mereka berada sebagai individu tunggal.
- Antara prey yang satu dengan yang lain memiliki tekhnik anti predator yang berbeda tergantung dari jenis predatornya.
Golden Nugget Hotel & Casino, Las Vegas - Mapyro
BalasHapusGolden Nugget Hotel & Casino, Las Vegas. 사천 출장안마 2 km from 경주 출장안마 The Strip. 익산 출장마사지 3.5 mi (5 km) from the Las Vegas Strip. This 영천 출장마사지 place is perfect for both recreational and 의정부 출장마사지 leisure travelers alike. Rating: 2.4 · 3,873 reviews